RESISTOR
STANDAR KOMPETENSI
Kemampuan menyerap pengetahuan dan mengkomunikasikan serta menerapkan hal-hal yang berkaitan dengan arus listrik dalam kehidupan sehari-hari
KOMPETENSI DASAR
Kemampuan mengidentifikasi komponen elektronika dan kegunaanya
INDIKATOR PEMBELAJARAN
1.Menjelaskan nama-nama komponen elektronika
2.Mengidentifikasi komponen elektronika
3.Menganalisis satuan ukuran yang terdapat pada komponen elektronika
4.Mendeskripsikan pemanfaatan komponen dalam praktik
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam resistor, satuan dan fungsinya
2.Peserta didik dapat menjelaskan prinsip kerja resistor
2.Pesrta didik dapat menyebutkan bahan-bahan yang digunakan pembuatan resistor
3.Peserta Didik dapat menggambarkan simbol resistor
4.Peserta didik dapat menghitung nilai resistor dengan kode warna
5.Peserta didik dapat menguji kondisi resistor dengan alat ukur yang tepat.
6.Peserta didik dapat mengetahui aplikasi resistor dalam rangkaian
KOMPETENSI DASAR
Kemampuan mengidentifikasi komponen elektronika dan kegunaanya
INDIKATOR PEMBELAJARAN
1.Menjelaskan nama-nama komponen elektronika
2.Mengidentifikasi komponen elektronika
3.Menganalisis satuan ukuran yang terdapat pada komponen elektronika
4.Mendeskripsikan pemanfaatan komponen dalam praktik
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam resistor, satuan dan fungsinya
2.Peserta didik dapat menjelaskan prinsip kerja resistor
2.Pesrta didik dapat menyebutkan bahan-bahan yang digunakan pembuatan resistor
3.Peserta Didik dapat menggambarkan simbol resistor
4.Peserta didik dapat menghitung nilai resistor dengan kode warna
5.Peserta didik dapat menguji kondisi resistor dengan alat ukur yang tepat.
6.Peserta didik dapat mengetahui aplikasi resistor dalam rangkaian
A. Pengertian Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi atau menghambat arus listrik yang melewatinya dalam suatu rangkaian.
Resistor disimbulkan dengan huruf R. dan mempunyai satuan ohm, resistor ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang ahli fisika yang bernama George Ohm dari bangsa jerman.
Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai hukum Ohm:
Resistor disimbulkan dengan huruf R. dan mempunyai satuan ohm, resistor ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang ahli fisika yang bernama George Ohm dari bangsa jerman.
Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai hukum Ohm:
dimana :
V = beda potensial (Volt)
I = Arus (ampere)
R=Resistansi(Ohm)
V = beda potensial (Volt)
I = Arus (ampere)
R=Resistansi(Ohm)
1.Menghambat arus listrik
2.Pembagi tegangan
3.Pengatur volume (potensiometer)
4.Pengatur kecepatan motor (rheostat)
5.Dll tergantung disain komponenJenis-jenis Resistor
D. Jenis-jenis resistor
Dilihat dari fungsinya, resistor dapat dibagi menjadi :
2.Pembagi tegangan
3.Pengatur volume (potensiometer)
4.Pengatur kecepatan motor (rheostat)
5.Dll tergantung disain komponenJenis-jenis Resistor
D. Jenis-jenis resistor
Dilihat dari fungsinya, resistor dapat dibagi menjadi :
1. Resistor Tetap
Resistor tetap merupakan resistor yang mempunyai nilai hambatan tetap. Biasanya terbuat dari karbon, kawat atau panduan logam. Pada resistor tetap nilai Resistansi biasanya ditentukan dengan kode warna sebagai berikut.
Yang termasuk resistor jenis ini adalah :
a. Resistor kawat
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di samping.
b. Resistor batang karbon (arang)
Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar di samping.
c. Resistor keramik atau porselin
Resistor ini terbuat dari keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
d. Reistor Film karbon
Resistor ini dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
e. Resistor film Metal
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
2. Resistor Variabel
Resistor variabel (variable resistor atau varistor) adalah resistor yang nilai tahanannya dapat berubah atau dapat diubah.
Ada bermacam-macam resistor variabel antara lain :
Resistor tetap merupakan resistor yang mempunyai nilai hambatan tetap. Biasanya terbuat dari karbon, kawat atau panduan logam. Pada resistor tetap nilai Resistansi biasanya ditentukan dengan kode warna sebagai berikut.
Yang termasuk resistor jenis ini adalah :
a. Resistor kawat
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di samping.
b. Resistor batang karbon (arang)
Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar di samping.
c. Resistor keramik atau porselin
Resistor ini terbuat dari keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
d. Reistor Film karbon
Resistor ini dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
e. Resistor film Metal
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
2. Resistor Variabel
Resistor variabel (variable resistor atau varistor) adalah resistor yang nilai tahanannya dapat berubah atau dapat diubah.
Ada bermacam-macam resistor variabel antara lain :
a. Potensiometer
Adalah resistor tiga terminal yang nilai tahanannya dapat diubah dengan cara menggeser (untuk potensio jenis geser) atau memutar (untuk potensio jenis putar) tuasnya.
b.Trimpot
Adalah potensiometer yang cara mengubah nilai tahanannya dengan cara mentrim dengan menggunakan obeng trim.
c. PTC (Positif Temperature Control)
PTC termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh suhu. Nilai hambatan PTC saat dingin adalah sangat rendah, tetapi saat suhu PTC naik maka nilai hambatannya juga ikut naik.
d. NTC (Negative Temperature Control)
NTC juga termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh suhu, tetapi NTC kebalikan dari PTC, dimana nilai tahanan NTC saat dingin sangat tinggi, tetapi saat suhu NTC semakin naik, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil bahkan nol.
e. LDR (Light Depending Resistor)
LDR adalah merupakan resistor peka cahaya atau biasa disebut dengan fotoresistor, dimana nilai resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang mengenainya.
f. VDR (Voltage Dependent Resistor)
VDR adalah singkatan dari Voltage Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor tidak tetap yang nilai resistansinya akan berubah tergantung dari tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterima, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil, sehingga arus yang melaluinya akan semakin besar. Dengan adanya sifat tersebut maka VDR akan sangat cocok digunakan sebagai stabilizer bagi komponen transistor.
Adalah resistor tiga terminal yang nilai tahanannya dapat diubah dengan cara menggeser (untuk potensio jenis geser) atau memutar (untuk potensio jenis putar) tuasnya.
b.Trimpot
Adalah potensiometer yang cara mengubah nilai tahanannya dengan cara mentrim dengan menggunakan obeng trim.
c. PTC (Positif Temperature Control)
PTC termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh suhu. Nilai hambatan PTC saat dingin adalah sangat rendah, tetapi saat suhu PTC naik maka nilai hambatannya juga ikut naik.
NTC juga termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh suhu, tetapi NTC kebalikan dari PTC, dimana nilai tahanan NTC saat dingin sangat tinggi, tetapi saat suhu NTC semakin naik, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil bahkan nol.
e. LDR (Light Depending Resistor)
LDR adalah merupakan resistor peka cahaya atau biasa disebut dengan fotoresistor, dimana nilai resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang mengenainya.
f. VDR (Voltage Dependent Resistor)
VDR adalah singkatan dari Voltage Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor tidak tetap yang nilai resistansinya akan berubah tergantung dari tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterima, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil, sehingga arus yang melaluinya akan semakin besar. Dengan adanya sifat tersebut maka VDR akan sangat cocok digunakan sebagai stabilizer bagi komponen transistor.
E. Cara membaca dan mengukur resitor resistor
A.Berdasarkan Kode Warna Resistor
Untuk mengetahui berapa besar nilai resistan (hambatan) sebuah resistor tetap, maka kita dapat melihat dan membaca kode warna yang berupa cincin-cincin warna pada bodi resistor. Karena tidak semua nilai resistor dicantumkan dengan lambang bilangan berupa angka-angka, melainkan dengan cincin kode warna. Banyaknya cincin kode warna setiap resistor berjumlah 4 cincin atau ada juga 5 cincin bahkan lebih. Untuk cara pembacaannya tidak jauh berbeda yaitu :
1.Resistor yang mempunyai 4 cincin, artinya cincin 1 dan 2 adalah nilai angka atau digit, cincin ke 3 adalah faktor pengali banyaknya (0), sedangkan cincin ke 4 adalah besarnya toleransi.
2.Resistor dengan 5 cincin warna, artinya cincin 1, 2, dan 3 adalah niali angka atau digit, cincin ke 4 adalah faktor pengali( banyaknya 0), sedangakan cincin ke 5 menunjukan besarnya toleransi.
3.Resistor dengan 6 cincin warna, artinya cincin 1, 2, dan 3 adalah niali angka atau digit, cincin ke 4 faktor pengali (banyaknya 0), cincin ke 5 besarnya toleransi, sedangkan cincin ke 6 koefisien temperatur. Untuk lebih jelas mengenai kode warna tersebut, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel kode warna
Sumber Animasi : http://met.open.ac.uk/group/jwl/info/resistor.swf
1.Cara ukur resistor 4 pita:
pita ke-1 = merah = 2 (nilai digit ke-2)
pita ke-2 = coklat = 1 (nilai digit ke-1)
pita ke-3 = kuning = 1k = 1000 (faktor pengali)
pita ke-4 = hijau = 0,5 % (toleransi)
arti nya 21 x 1000 ± 0,5% = 21.000 ± 0,5%
r maks = 21.000 + (0,5% x 21.000) = 21.105 ?
r min = 21.000 – (0,5% x 21.000) = 20.895 ?
2.Cara ukur resistor 5 pita :
pita ke-1 = hijau = 5 (nilai digit ke-2)
pita ke-2 = hitam = 0 (nilai digit ke-1)
pita ke-3 = kuning= 4 (nilai digit ke-3)
pita ke-4 = merah = 100 (faktor pengali)
pita ke-5 = emas = 5% (toleransi)
hasil nya : 504 x 100 ± 5% = 50.400 ± 5%
r maks = 50.400 + (5% x 50.400) = 52.920 ?
r min = 50.400 – (5% x 50.400) = 47.880 ?
3.Cara ukur resistor 6 pita:
Pita ke-1 = UNGU = 7 (Nilai digit ke-2)
Pita ke-2 = HIJAU = 5 (Nilai digit ke-1)
Pita ke-3 = KUNING= 4 (Nilai digit ke-3)
Pita ke-4 = COKLAT = 10 (Faktor Pengali)
Pita ke-5 = COKLAT = 1% (Toleransi)
Pita ke-6 = MERAH = 50 ppm (Koefisien temperatur)
Hasil yang lebih rinci nya:
754 x 10 ± 1% = 50.400 ± 5%, 50 ppm
R maks = 7.540 + (1% x 7.540) = 7.615,4 ?
R min = 7.540 - (1% x 7.540) = 7464,6 ?
Dengan koefisien temperature 50 ppm.
sumber animasi : http://educypedia.karadimov.info/library/resistor.swf
B. Mengukur hambatan dengan Ohmmeter/Multimeter
Putar saklar jangkah pada posisi OHM (misalnya x1, x10 atau x1k) , kemudian kalibrasi dengan cara ujung kabel penyidik merah dan hitam disentuhkan dan lakukan zero seting (jarum menunjuk pada angka nol) dengan cara putar sekrup tombol nol dan putar pula tombol kontrol nol.
Cara mengukur Resistor bisa anda lihat pada gambar diatas. Hasil pengukuran, misalnya apabila jarum penunjuk menunjuk pada angka 4,5 ohm, sedang saklar jangkah kita posisikan pada x10 maka hasil pengukurannya adalah 4,5 x10 = 45 Ohm, jadi resistor yang kita ukur mempunyai hambatan 45 Ohm.
F. Mengetest kondisi resistor
Cara Menguji Resistor
Walaupun komponen ini tidak memiliki kutub negatif dan positif tetapi dengan multimeter kita akan menguji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya karena terbakar/korsleting karena tidak tahan menahan arus yang lebih besar dari nilainya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolak-balik kaki resistor ataupun sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
1.Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.
2.Kalibrasi dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian memutar penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control adjusment untuk menyesuaikan.
3.Setelah itu kita hubungkan pencolok (+) pada salah satu kaki resistor, begitu pula colok (-) pada kaki yang lain.
4.Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika bergerak dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum penunjuk skala tidak bergerak berarti resistor rusak.
5.Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau tidak nilai komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan pengukuran melalui multimeter.
Walaupun komponen ini tidak memiliki kutub negatif dan positif tetapi dengan multimeter kita akan menguji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya karena terbakar/korsleting karena tidak tahan menahan arus yang lebih besar dari nilainya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolak-balik kaki resistor ataupun sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
1.Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.
2.Kalibrasi dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian memutar penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control adjusment untuk menyesuaikan.
3.Setelah itu kita hubungkan pencolok (+) pada salah satu kaki resistor, begitu pula colok (-) pada kaki yang lain.
4.Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika bergerak dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum penunjuk skala tidak bergerak berarti resistor rusak.
5.Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau tidak nilai komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan pengukuran melalui multimeter.
Daftar Pustaka
1.http://monaciiganna.blogspot.com
2.http://www.unhas.ac.id
3.http://rangkaianelektronika.info
4.http://januar-anas.blogspot.com
5.http://dr471e-electronics.com
6.http://dr471e-electronics.com
7.http://ilmutrik-tipsadribaraka.blogspot.com
8.http://budidayaukm.blogspot.com
9.http://dien-elcom.blogspot.com
10.http://opicnews.blogspot.com
11.http://komponenelektronika.net
12.http://shofiesalsabila.blogspot.com
13.http://openbookproject.net
14. Candra,Arifianto.2010.Jago Elektronika Rangkain sistem otomatis. Elek media Komputindo
15. Syarifudin Uyuk.2010.Elektronika 1. Yudhistra
16. MGMP Klaten. 2010.LKS Elektronika 1,2,3.Klaten. Sinar Mandiri
2.http://www.unhas.ac.id
3.http://rangkaianelektronika.info
4.http://januar-anas.blogspot.com
5.http://dr471e-electronics.com
6.http://dr471e-electronics.com
7.http://ilmutrik-tipsadribaraka.blogspot.com
8.http://budidayaukm.blogspot.com
9.http://dien-elcom.blogspot.com
10.http://opicnews.blogspot.com
11.http://komponenelektronika.net
12.http://shofiesalsabila.blogspot.com
13.http://openbookproject.net
14. Candra,Arifianto.2010.Jago Elektronika Rangkain sistem otomatis. Elek media Komputindo
15. Syarifudin Uyuk.2010.Elektronika 1. Yudhistra
16. MGMP Klaten. 2010.LKS Elektronika 1,2,3.Klaten. Sinar Mandiri
1.Jelaskan kegunaan dari resistor
2.Sebutkan jenis-jenis resistor variabel
3.Sebutkan jenis-jenis resistor tetap
4.Resistor tetap mempunyai nilai tahanan 36 kilo ohm, toleransi 5%, jadi gelang kedua berwarna…
5.Sebuah resistor tetap mempunyai urutan cicncin warna orange, hitam, hijau, polos jadi resistor ini mempunyai nilai tahanan….ohm
2.Sebutkan jenis-jenis resistor variabel
3.Sebutkan jenis-jenis resistor tetap
4.Resistor tetap mempunyai nilai tahanan 36 kilo ohm, toleransi 5%, jadi gelang kedua berwarna…
5.Sebuah resistor tetap mempunyai urutan cicncin warna orange, hitam, hijau, polos jadi resistor ini mempunyai nilai tahanan….ohm
0 comments:
Post a Comment